Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un -Telah Wafat KH Sahal Mahfuzh Kajen Pati Jawa Tengah (Rois 'Aam PBNU dan Ketua Umum MUI- lahul fatihah

Senin, 19 Agustus 2013

DAN PERANG SAUDARA PUN TIDAK TERJADI

“Allah memberi petunjuk, “wahai orang-orang yang beriman perhatikanlah - ambillah pelajaran - dari masa lalu - dari sejarah, dari yang telah terjadi – untuk hari esok, untuk masa depan”
Semua ajudan menangis saat Bung Karno mau pergi, “Kenapa bapak tidak melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan” salah satu ajudan hampir berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno.
Bung Karno menyampaikan bahwa “Kalian tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit .., jikalau perang dengan Belanda kita jelas hidungnya beda dengan hidung kita, perang dengan bangsa sendiri tidak..LEBIH BAIK SAYA YANG ROBEK DAN HANCUR DARIPADA BANGSA SAYA HARUS PERANG SAUDARA”.

Dan Indonesia selamat dari perang saudara dan pertumpahan darah
Saat Pak Harto di demo besar-besaran, pak Harto mengumpulkan para tokoh panutan negeri ini untuk bermusyawarah. Dan Pak Harto dengan legowo mengikuti nasehat beliau semua. Pak Harto mengundurkan diri
Dan Indonesia selamat dari perang saudara dan pertumpahan darah.
Saat Gus Dur dijatuhkan beliau menyampaikan bahwa "perjuangan dilanjutkan tanpa kekerasan dan TIDAK ADA JABATAN DI DUNIA INI YANG HARUS DIPERTAHANKAN MATI-MATIAN"
Dan Indonesia selamat dari perang saudara dan pertumpahan darah
Terima kasih wahai bapak-bapak bangsaku...Ya Allah jadikan kami memiliki kearifan seperti mereka..
Semoga bapak-bapak pemimpin bangsaku termasuk mereka yang meneladani Baginda Rasulullah Muhammad saw yang sampai akhir hayatnya masih memikirkan nasib dan keselamatan umatnya...
Semoga bapak-bapak pemimpin bangsaku termasuk mereka yang seperti sayyidina Utsman bin ‘Affan ra yang menanggung sendiri sampai terbunuh tanpa menggerakkan massa tandingan untuk memerangi demonstran yang merongrong kekhalifahannya karena tidak rela menjadi orang yang menjadi sebab perang saudara antara sesama muslim.......
Ya Allah jadikanlah kami semua memiliki kearifan dan kasih sayang seperti beliau semua...AAmiin
Mari kita bandingkan Indonesia dengan negara-negara lain. Kita lihat bagaimana Mesir, bagaimana Syiria, bagaimana Libya, bagaimana Tunisia.  Bacalah kenapa di negeri mereka meledak perang saudara ? Ya karena kekuasaan yang dipertahankan mati-matian. Ya karena mengkafirkan mereka yang berbeda pandangan politik. Ya karena tega mengorbankan rakyat dan jama’ah yang dipimpinnya...
Terima kasih wahai bapak-bapak bangsaku...
Ya Allah jadikan kami memiliki kearifan seperti mereka..
Mari kita mencoba belajar lebih jauh dari sejarah :
Saat Gus Dur Dijatuhkan beliau menyampaikan bahwa perjuangan dilanjutkan tanpa kekerasan, tidak ada jabatan di dunia ini yang harus dipertahankan mati-matian...dan para ulama NU sibuk meredam jama'ahnya yang marah agar tidak ada gerakan massa walaupun seperti KH Sofyan Yahya harus rela dicaci oleh jama'ahnya karena dianggap tidak membela kepemimpinan ulama (Gus Dur) di Indonesia...dan ...Indonesia selamat dari perang saudara dan pertumpahan darah....
Padahal bila NU mau, jama’ahnya, santrinya, Lembaga Pencak Silat Pagar Nusa, Bansernya lebih dari cukup untuk digerakkan mempertahankan dan merebut kekuasaan. Dan kita juga tahu telah adanya yang memproklamirkan diri sebagai pasukan berani mati yang telah siap untuk berkorban nyawa. Berbagai komunitas Di LUAR NU dan kelompok-kelompok LSM pun telah datang menemui Gus Dur di istana kepresidenan menunggu perintah disertai barisannya yang sudah siap bergerak di berbagai daerah untuk membela dan mempertahankan kursi kepresidenan di Gus Dur. Dan perintah Gus Dur adalah perjuangan dilanjutkan tanpa kekerasan.
Bahkan pertemuan bahtsul masail para ulama di berbagai tempat dan berulang-ulang karena berusaha sangat teliti, hati, hati dan jernih, khawatir salah, sudah pada titik kesimpulan yang sama, yaitu mereka yang merongrong pemerintahan Gus Dur adalah bughot (pemberontak) yang secara fiqh boleh dihukum mati. Tapi Rois ‘Aam NU K.H. Sahal Mahfuzh menyampaikan bahwa tidak boleh ada fatwa bughot karena itu akan menumpahkan darah dan kita para ulama di akhirat tidak akan sanggup mempertanggung jawabkan darah kaum muslimin yang tertumpah karena fatwa yang dikeluarkan. Para ulama NU tidak ingin menjadi sebab tumpah darah kaum muslimin karena perang saudara sesama kaum muslimin.  (lihatlah kearifan beliau semua dengan membandingkan bedanya : padahal pada saat perang kemerdekaan melawan sekutu barat, para ulama NU mengeluarkan resolusi jihad wajib ikut perang karena ini jihad, ya perang kemerdekaan bukan perang saudara, perang kemerdekaan bukan melawan sesama muslim)
Dan para ulama sepuh, para sufi di NU menyampaikan nasihat bahwa semua harus merenung dan bertafakkur untuk menata hati, menata diri, memeriksa gejolak yang ada dalam dadanya serta memeriksa kemurnian pemahaman dan pemikiran agamanya agar tidak ditunggangi hawa nafsu.
Dan Indonesia pun selamat dari perang saudara daan pertumpahan darah......
Mohon maaf...mari kita telusuri satu saja contoh di negeri lain .....saat mursi dijatuhkan dia tidak legowo dan ikhwanul muslimin (IM) menggerakkan dan memobilisasi massa serta para tokoh pemimpinnya melakukan provokasi membakar perlawanan massa kemudian bertemulah dengan bagian lain dari rakyat mesir yang bersikap berbeda....dan....terjadilah perang saudara dan pertumpahan darah....
(hmmm....maaf...saat setahunan sebelumnya...presiden Mesir legowo setelah didemo rakyatnya dan akhirnya di Mesir tidak terjadi perang saudara dan pertumpahan darah...dan terselenggaralah pemilu...seperti Pak Harto yang legowo dan terjadilah pemilu...)
Terima kasih bapak-bapak pemimpin bangsaku, terima kasih para ulama NU, terima kasih para sufi, karena anda semua negeriku Indonesia selamat dari perang saudara dan pertumpahan darah...
Ya Allah jadikan kami semua memiliki kearifan seperti mereka...

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum wr wb.

Terima kasih atas ulasannya yang sangat menyentuh, tapi kenapa yang diperbandingkan Ihwanul Muslim/M. Morsi..? sementara Al Sisi tidak......padahal justru berawal dari kudeta militer... Kenapa tidak diperbandingkan yang kontra Morsi, kenapa mereka tidak legowo menerima Morsi yang terpilih secara demokratis, mengapa mereka tidak legowo untuk memberikan kesempatan Morsi untuk memperbaiki jika ada kesalahan....supaya tidak terjadi perang saudara...tidak terjadi pertumpahan darah.....

Wassalamu'alaikum wr. wb

MUHAMMAD YAJID KALAM mengatakan...

kenapa IM / Mursi yang diperbandingkan ? karena konteks pembicaraan adalah membandingkan para pemimpin dan kelompok yang dijatuhkan dari kekuasaan / jabatannya, bukan berbicara pada konteks yang menjatuhkan..

bila bicara pada tentang kontra Mursi kenapa tidak legowo memberi kesempatan pada Mursi, maka perbandingannya dengan kenapa yang kontra Bung Karno, yang kontra Pak Harto, yang kontra Gusdur dan dalam dalam konteks Mesir kenapa IM yang kontra Husni Mubarak tidak legowo memberikan kesempatan kepada Bung Karno, kepada Pak Harto, kepada Gusdur dan dalam konteks Mesir kepada Husni Mubarak untuk memperbaiki kesalahannya...supaya tidak ada pertumpahan darah....supaya tidak ada perang saudara...
Jadi pembahasan dan perbandingan harus sesuai dengan konteksnya, bukan pada konteks yang berbeda...

Anonim mengatakan...

Asslm'lykm wr wb...
Terima kasih ulasannya, membuat saya merenung.
Bila mengikuti saran anda, seharusnya Mursi Mundur dengan legowo untuk digantikan oleh Al-Sisi...
Lalu karena sebagian rakyat menolak Al-Sisi, sebaiknya beliau juga mundur dgn legowo untuk digantikan oleh yg lain...
kemudian bila pengganti Al-Sisi itu juga ditolak sebagian warganya, sebaiknya beliau juga mundur dengan legowo...begitu seterusnya...
wALLAHu a'lam

Mohon dima'afkan
Al-faqir

Anonim mengatakan...

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Yth. Anonim,
Iya benar spt itu.
Walaupun akan berantai terus pada intinya yaitu sikap yg diutamakan adalah sikap lapang dada terhadap konflik.
Dan tujuan konteks artikel disini adalah sikap lapang dada yang cermat dari pemimpin negara agar menghindari pertumpahan darah sesama muslim pada khususnya dan sesama warga negara pada umumnya.

وسلام عليكم ورحمة الله وبركاته